CARI DI BLOG INI

Penelitian Kemenangan Calon Kepala Desa Perempuan

Penelitian ini membahas mengenai terpilihnya perempuan dalam pemilihan kepala desa (Pilkades). Penelitian ini berlangsung  di desa Klagen, kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk tahun 2007.

Disampaikan peneliti, pada hakekatnya perempuan mempunyai aktualisasi kemampuan untuk berkompetisi dengan laki-laki dalam ranah atau wilayah politik.  Di tengah kondisi politik desa calon kepala desa Klagen perempuan bernama Nurnaningsih mampu bersaing dengan calon kepala desa lainnya yaitu para laki-laki dan berhasil memenangkan Pilkades di desa Klagen pada tahun 2007.

Kemenangan Nurnaningsih cukup menarik, mengingat sebelumnya tidak ada perempuan yang menjadi kepala desa di desa Klagen. Tentunya ini tidak terlepas dari persepsi masyarakat desa Klagen terhadap afiliasi politiknya mengenai figur pemimpin perempuan dan strategi politik kandidat calon kepala desa perempuan serta implemantasinya dalam memperoleh dukungan suara.

Penelitian ini dilakukan di desa Klagen pada bulan Juni hingga Nopember tahun 2008. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan kerangka teori yang relevan dengan tema penulisan, dan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode indepth interview atau wawancara dengan subyek penelitian secara mendalam serta teknik penarikan datanya dilakukan secara snow ball.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Penelitian ini pada akhirnya mencapai sebuah kesimpulan bahwa keberhasilan seorang kandidat perempuan dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di desa Klagen yaitu dengan semakin terbukanya sikap dan cara pandang atau persepsi masyarakat desa Klagen dan bisa menerima figur pemimpin perempuan.

Selain itu juga terdapat strategi-strategi politik yang dilakukan oleh kepala desa perempuan yang terpilih cukup ampuh untuk memperoleh dukungan dari masyarakat desa Klagen, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan kaderisasi masyarakat desa Klagen untuk dijadikan sebagai mesin politik, metode ini hanya dilakukan oleh calon kepala desa perempuan saja.

Serta pendekatan terhadap kelompok perempuan dengan melakukan aktivitas seperti pengajian, Posyandu, kelompok PKK, kelompok senam ibu-ibu, kegiatan kesenian dengan membentuk kelompok kesenian campur sari Mustika Agung, serta acara-acara seperti bersih desa atau Nyadranan selalu dihadiri oleh Nurnaningsih sebagai calon kepala perempuan.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mampu memanfaatkan peluang untuk berpartisipasi dalam ranah politik yaitu Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dan perempuan juga ternyata mempunyai motivasi, keinginan dan kompetensi yang besar untuk menjadi seorang pemimpin.

Sumber : Skripsi WAHYU EKO PURWANTO, UNAIR 2007

NEWS