CARI DI BLOG INI

AMALAN MAQOMI MASTURAH atau PEREMPUAN

Maqami adalah amalan ketika pulang khuruj fi sabilillah. Istilah Maqami ini cukup populer di kalangan Jamaah Tabligh. Tujuan menghidupkan amal Maqomi adalah bagaimana kita bisa menghidupkan suasana agama di lingkungan mesjid kita.

Terutama bagi yang pulang dari Khuruj Fissabillillah penting bagi mereka menghidupkan amal maqomi untuk menjaga dan memelihara keimanan mereka. Jadi tujuan dari membuat amal maqomi bukan untuk merubah lingkungan tetapi untuk mewarnai lingkungan yaitu lingkungan yang hidup dengan amal agama.

1. Ta`lim Rumah


Taklim rumah ini harus dan wajib dibuat , baik kepada istri-istri yang belum mengambil kerja masturah maupun yang sudah, orang tua kita katakan walaupun amalan laki-lakinya sudah menyerupai Hasan Basri rah.a, dan amalan istrinya seperti Rabiah al Adawiyah maka tetap taklim rumah harus di buat secara istiqomah di tempat dan waktu yang sama minimal 30 menit plus mudzaarah 6 sifat. Dan ada hari-hari tertentu kita buat mudzakarah adab-adab sehari-hari dan masail.

2. Ta`lim Muhallah.


Penting sekali agar istri-istri kita di libatkan ikut serta dalam taklim mualah mingguan di muallah, dan tertib-tertib taklim muallah diantaranya beberapa wanita bisa menjalankan program, program dimusyawarahkan oleh kaum lelaki , dan taklim muallah harus di ketahui dan di setujui oleh markaz.

Kalau istri kita tak mendukung / menentang usaha dakwah maka hal-hal yang harus kita lakukan diantaranya :

1. Kita harus tetap tunaikan hak-hak istri kita walaupun dia menentang dan tidak setuju dengan usaha dakwah ini, kasih sayang kita jangan lah berkurang sedikitpun kepada dia , jangan main ancam-ancam untuk melakukan poligami kalau istri kita menolak dakwah, jangan pernah punya pikiran seperti itu, kita harus tetap tunaikan keperluan dan hak dia.

2. Kita jangan menuntut hak kita di tunaikan, kalau sekiranya istri kita tidak mau mencucikan baju kita ya kita cuci sendiri, kalau istri kita tidak mau masak yang masak sendiri bahkan kalau istri kita tidak mau di ajak ”tidur” ya kita tidur sendiri. Intinya kita jangan menuntut hak kita.

3. Tetap lakukan dakwah secara istiqomah, waktunya nisab kita tetap berangkat walau istri tidak setuju, kalau kita pulang istri kita marah, maka kita diam saja dengan tetap jaga kasih sayang, jangan pernah lupa hak istri walau dia mati-matian menentang dakwah. Insya Allah kita semua niat amal.

Subhanallahi wabihamdika ashadu ala ilaha ila anta astagfiruka waatubuhu ilaik’..

NEWS